virusification — prolog

--

fiksi. segala kebetulan kesamaan tempat dsb hanyalah imajinasi penulis belaka. sebuah cerita lama yang ditulis saat menempuh sekolah menengah pertama, yang direvisi.

PROLOG

Pernahkah kalian mendengar Armageddon? atau Apocalypse?

Apakah kalian pernah membayangkan, apabila peristiwa tersebut benar-benar terjadi?

Meteor-meteor berjatuhan, gempa bumi mengguncang seluruh permukaan bumi, peperangan dan pertumpahan darah antar manusia, munculnya UFO dengan berbagai macam muatan, serta hal lain diluar nalar manusia berdatangan tanpa dapat diprediksi. Namun, bagaimana jika pada akhirnya peristiwa itu tidak sesuai dengan ekspektasi kalian? Sungguh sulit dibayangkan.

Pada tahun 2034,

Dunia mengalami krisis sumber daya dan pangan. Kelaparan dimana-mana, rakyat yang dulunya berdiri congkak kini tunduk dalam keputusasaan, persediaan pangan, sandang, tempat yang mereka tinggali hilang, melebur bersama keadaan alam. Orang-orang mengenalnya dengan Mega Crisis. Terjadi selama bertahun-tahun, tidak diduga bahwa angka kelaparan & kemiskinan melunjak semakin harinya.

Tetapi untungnya keadaan Indonesia masih cukup stabil. Beberapa tahun terakhir Indonesia berhasil mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan sangat baik. Intensitas pengelolaan atas nama negeri sendiri semakin tangguh, hingga mampu menendang keluar para investor asing yang berupaya merebut Indonesia.

Hal tersebut tentu saja membawa banyak dampak positif terhadap negara Indonesia. Sekolah-sekolah di Indonesia perlahan memasuki jenjang global, karena sistem pendidikan Indonesia semakin maju. Hal ini merupakan kemajuan pesat.

Banyak orang negeri seberang mulai melirik negara yang dulu hanya dipandang sebelah mata, mencaci, atau bahkan menebar kebencian. Kemudian dengan senang hati mengemas barang untuk pindah dan menetap di Indonesia. Mereka tahu, Indonesia kini telah maju dalam berbagai berbagai sektor. Antara lain pendidikan, infrastruktur, ekonomi, militer, dan lain sebagainya. Ironis bukan?

Bahkan Indonesia sendiri berhasil menyulap dirinya menjadi negara dengan kekuatan tempur terbaik ke-3 setelah USA dan Russia. Bertahan kokoh bak pohon beringin berakar tunggang yang akarnya menancap jauh kedalam tanah — berdaun lebat yang membuat bawahnya terasa sejuk — sanggup mempertahankan diri di tengah Mega Crisis.

Tetapi ingatlah! Sebuah pepatah mengatakan, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Profesor-profesor dan ilmuwan “gila” mulai bermunculan satu persatu di Indonesia karena terlalu majunya berbagai macam sektor di Indonesia, terutama pendidikan. Mereka yang dulunya tak berani memunculkan muka kerana tertekan oleh keadaan — entah tidak dihargai atau terabaikan. Kini dengan bangga mengadahkan wajah — merasa bangga. Para manusia bergelar “profesor” itu satu-persatu membuat berbagai macam rangkaian eksperimen yang tidak masuk akal — diluar nalar manusia.

Malpraktik, eksperimen illegal, hah? Sudah menjadi hal yang lumrah.

Contoh saja. Seperti eksperimen membangkitkan manusia yang telah mati, menciptakan rangkaian virus yang dapat membuat manusia menjadi lebih kebal terhadap penyakit, hingga membuat senjata berteknologi nuklir.

Sebuah kecelakaan pun terjadi dan menyebabkan umat manusia mengalami kepunahan.

Benar. Kepunahan.

Sebuah Virus berbahaya tercipta. Siapa yang dapat menyangka bahwa era baru manusia akan dimulai.

Jadi,

Sanggupkah umat manusia bertahan?

Sial, cerobohnya manusia.

--

--

mortal, is a being who made mistakes
mortal, is a being who made mistakes

Written by mortal, is a being who made mistakes

not a good writer. pour all things inside o my imaginary;

Responses (1)